Jumat, 15 Agustus 2008

1. KETUHANAN YESUS DAN KEIBUAN MARIA



A. PENDAHULUAN


Sekiranya anda mempunyai kuasa kreatif untuk menjelma menjadi seekor semut, dapatlah anda menunjukkan semut-semut itu jalan yang lebih baik. Anda katakan Ya. Maaf anda salah. Karena sekali anda menjadi semut,anda hanya akan dapat berpikir dan bergerak seperti semut.

Analogi seperti ini seringkali diketengahkan oleh theolog-theolog kristen untuk membenarkan ketuhanan Yesus. Jikalau pernyataan yang sering diketengahkan ini dapat dibenarkan sekalipun premis-premisnya berasal dari kepercayaan mereka yang Kristen, maka dengan sangat rendah hati saya harus mengatakan bahwa Allah itu sangat tidak bermoral. Sebab apa? Konsep Allah di sini adalah Demiurgos-menurut konsep Filsafat Rasionalisme (Yunani), di mana Allah harus disetarakan dengan binatang peliharaan.


B. KONTROVERSI TEMPAT KELAHIRAN YESUS


Misteri tentang kelahiran Yesus adalah yang biasa, terutama di maan dan kapan dia lahir. Baik persoalan pertama antara Nazareth dan Galilea serta Betlehem di Judea, dan persoalan kedua yaitu antara tahun 6 SM atau 6 AD. Tetapi tentunya juga menyangkut tentang lingkungan sendiri yang berasal dari orang Galilea.

Namun demikian, anak ini adalah anak pertama dari tokoh Yahudi yang bernama Yusuf dan Isterinya, Maria yang terbukti bahwa anak itu bukanlah anak laki-laki biasa karena dia telah ditakdirkan untuk memainkan peranan yang luar biasa di dalam sejarah. Dia menggambarkan dirinya sebagai mimpi dari pengikut-pengikutnya, serta menyerahkan seluruh hidupnya kepada mereka, sehingga dia sendiripun telah mencapai keabadian dan menjadi satu keyakinan yang dikenal di antara orang-orang Yahudi sebagai Almasih dan juga di antara orang-orang Kafir sebagai Tuhan dan Juru selamat di dunia. Dalam abad sejarah kelahirannya, sangat berkaitan dengan keadaan kristusnya sendiri yangs esuai dengan kepribadian di mana dia bertugas dan berada di antara pengikut-pengikutnya.

Kisah-kisah ini diceritakan dengan sangat sederhana dan dengan begitu indahnya serta masih memiliki daya tarik perasaan yang sangat kuat, sejak mereka menyimpan harapan manusia yang sangat mendalam dan juga kerinduan. Kisah-kisah tersebut lagi-lagi mengembalikan kita kepada tempat yang sangat suci tentang khayalan masa kecil di mana tidak ada penghalang bagi hubungan antara Sorga dan Dunia. Dalam hal ini, kisah-kisah tersebut merupakan suatu penghargaan yang sesuai untuk manusia yang memiliki kepercayaan yang sedemikan besar sehingga dia berhasil dalam menerangi kegelapan kehidupan duniawi dengan cahaya dunia yang menyenangkan. Di sinilah letak kepandaian dirinya yang luar biasa dan dengan cara inilah bagaimana kita harus memahaminya juga sebagai seseorang yang sangat penting yang menunjukkan ummat manusia bagaimana caranya membuat mimpi tersebut menjadi suatu kenyataan.

Dengan kisah-kisah kelahiran Yesus, dan juga Yohannes Pembaptis kita langsung melewati dunia yang benar-benar nyata kepada dunia khayalan di mana terdapat keberadaan makhluk di dunia yang sama di mana kita kenal. Ada sekelompok manusia yang sama den juga ada peristiwa yang benar-benar terjadi yang akan ikut serta di dalamnya. Namun demikian segera kita sadar bahwa kita berada di dalam suasana yang berbeda dan hal-hal yang luar biasa. Pandangan kita telah dikaburkan oleh persoalan yang sebenarnya terhadap kisah-kisah kejadian yang sangat aneh dimana makhluk dari Sorga muncul dan bercakap-cakap dengan makhluk hidup dan kita tidak tahu mana yang harus dipercaya.

Penyajian tentang apa yang akan terjadi tidak membedakan antara kenyataan dan legenda, serta tidak ada kriteria yang cukup memungkinkan kita untuk memisahkan masalah yang satu dengan yang lainnya. Kita merasa hal ini sebagai sesuatu yang sangat tidak adil dan juga merupakan suatu beban atas keyakinan kita. Apabila kita memasuki dunia tersebut dengan cara yang berbeda dari injil, maka kita tidak akan mendapat kesulitan, karena kita akan menggunakan standard penilaian yang akan memberikan penjelasan tentang cirri khas orang-orang yang menghasilkan kesusasteraan.

Namun demikian kita benar-benar telah keliru meyakini apa yang ditulis di dalam kitab Injil dan kita juga telah mengabaikan tentang sifat kepercayaan yang spiritual, sehingga menjadi pandangan yang nyata dan mutlak bahwa hal itu adalah firman Tuhan. Kita telah dibujuk untuk mempercayai bahwa bukan kita yang telah masuk ke dalam dunia khayalan di mana semua hal menjadi sesuatu yang mungkin, melainkan dunia itulah yang telah merasuki diri kita dan menjadi satu dengannya menuju tahap gambaran yang menakjubkan dan telah dilakukan menurut kondisi, waktu, ruang dan sejarah kita. Saat itu yang kita butuhkan adalah ketekunan pandangan kita terhadap penghapusan dosa yang disebut dengan keyakinan yang memungkinkan kita untuk melihat dan mengakuinya. Desakan serta agama yang diwajibkan ini tidaklah untuk ditolak sebagai khayalan belaka dan kenyataan yang hampa saja. Kita harus peka akan isyarat betapa banyaknya pemahaman kita yang masih sangat terbatas. Kita juga harus menjadi pelindung terhadap kebodohan-kebodohan dari tradisi orang-orang yang masih sempit. Kitab Injil harus dibahas seluruhnya secara ilmiah dengan menggunakan pemahaman pengetahuan tentang cara dan ide tersebut yang telah memberikan susunannya dalam berbagai zaman. Menyembunyikan ataupun mengabaikan keterangan yang sangat penting adalah suatu kejahatan terhadap Agama.

Dengan kisah-kisah kelahiran Kristus tersebut, maka hal itu harus diberikan oleh gereja sehingga secara perlahan-lahan akan menjadi suatu cita-cita di mana terdapat semua legenda pahlawan-pahlawan dari Israel dan Hellas yang dijadikan sebagai unsur dasar. Namun bagaimana hal tersebut harus diketahui oleh orang biasa mengenai kisah yang memiliki susunan yang sama dengan sesuatu hal yang menakjubkan tentang bangsa Yahudi yang saat itu telah memperkaya dan mengembangkan penjelasan mengenai kelahiran Nuh, Ibrahim dan Musa yang juga terdapat dalam Injil?

Terhadap unsur bangsa non Yahudi yang berkaitan dengan asal-usul Yesus yang kudus, mengapa tidak disebutkan mengenai hal yang juga dilakukan oleh Justyn Martyr pada abad kedua terhadap kelahiran Perseus yang suci yang berasal dari Danae, daerah tak bernoda dan menghubungkan dengan cerita tentang kelahiran Yesus dari Sorga serta kelahiran seorang penguasa dunia seperti Alexander Agung dan orang bijaksana seperti Apollonius dari Tyana?

Apa yang membuat kisah-kisah ajaran Yesus bagi kita sangat menawarkan sesuatu yang menarik adalah bahwa suatu ciri khas penghargaan ungkapan pemikiran dan kesusasteraan di dunia pada abad kesembilan belas yang ditulis dalam bahasa yang telah diambil oleh Ummat Kristen dan telah menjadi inspirasi bangsa Yahudi. Hal inilah yang membuat kelahiran Yesus sangat demikian berartinya bagi siapa saja yang dating kepadanya dan mau mempercayainya. Hal ini juga menunjukkan bagaimana mereka telah memperindah dan menggantikannya dengan yang sesuai untuk menambah bukti-bukti yang masih sedikit yang terdapat pada persoalan mereka.

Sebenarnya tidak ada keanehan mengenai kisah kelahiran Yesus tersebut. Dia bukan penjelmaan Tuhan dan tidak ada yang disebut dengan bunda dan perawan suci yang melahirkannya. Gerejalah yang dengan segala kefanatikannya yang masih sangat kolot telah menciptakannya mitos tentang dirinya dan meyakininya sebagai suatu ajaran agama dan sejak itu sebagian orang Kristen masih terus mengharapkan agar keyakinan yang mereka miliki akan barubah atau bahkan paham oleh doktrin ajaran Kristen yang terus dipertahankan dari kerusakan-kerusakan yang benar-benar penting yaitu tentang manusia dan tentang pertolongan Yesus.

Sungguh menyedihkan bagi para tokoh agama, baik tokoh agama yang Ortodoks maupun yang golongan liberal yang berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri demikian juga halnya dengan kepercayaan kepada ajaran-ajaran yang menanyakan beberapa syarat yang akan memungkinkan mereka untuk menghadap segala sesuatu yang harus mereka atasi. Manusia yang dalam berbagai usia sesuai dengan pandangan yang mereka miliki harus sungguh-sungguh menyetujui pandangan mereka yang keliru ini, karena tidak ada manusia manapun yang dengan mudah telah dibebaskan dari kesalahan. Tidak ada yang disebut dengan mengabaikan sesuatu pandangan tersebut dan menganggapnya sebagai sesuatu yang khusus dan sebagai sesuatu pemahaman misterius yang benar hanya dikarenakan hal tersebut telah dilindungi oleh sifat kependetaan yang telah terdapat di dalam kitab Injil dan suatu pekerjaan yang mempercayai hal itu sebagai sesuatu hal yang suci dan hal yang penuh semangat.

Tidak ada alasan apapun untuk menggunakan standard penilaian yang berbeda dalam menguji kebenaran dan kejujuran, karena salah satu penghormatan yang besar dan berbeda dengan hal yang lain. Dalam beberapa hal saya berkewajiban untuk mengambil kesimpulan dan
mencapai hasil pada langkah pertama dengan metode yang sama. Pasti ada suatu landasan murni untuk mengakui adanya faktor-faktor tentang metode tersebut yang tidak sesuai dan kita harus menggunakan perhatian kita sepenuhnya agar tidak menyesatkan diri kita sendiri dan tidak kehilangan pertimbangan yang menunjukkan bahwa suatu penjelasan yang rasional tentang keadaan yang terjadi, bahkan jika hal itu nampak tidak ada keraguan. Merupakan suatu kewajiban untuk mencari dan menyaring semua bukti yang relevan dan tanpa mengabaikan atau menyembunyikan sesuatu yang mungkin saja dapat memecahkan suatu misteri.

Dengan pertimbangan Yesus tersebut, kita berkewajiban untuk berusaha dengan keras sebelum akhirnya mencapai keyakinan tentang dirinya sepanjang hal tersebut dapat dipergunakan untuk menghalau kabut-kabut yang menghalangi gambaran tentang dirinya yang lebih besar daripada kehidupan yang mengancam diri kita sebelum berada dalam ajaran Yesus. Pandangan yang kita bicarakan di sini telah melewati penelitian yang sangat panjang. Hal itu tidak menjadi suatu masalah jika tidak dapat melengkapi semua jawaban tersebut, karena keadaan itu telah menyadarkan perhatian pembaca bahwa hal itu akan sangat tidak mungkin dilakukan. Kata pentsabilan itu sendiri tidak bergantung kepada wewenang ahli teologi, tetapi tergantung pada ahli sejarah dan ahli psikologi. Jika sesuatu yang perlu diketahui tersebut memerlukan interprestasi di mana ahli teologi terbaik dan memiliki kualitas yang sesuai dengan permintaan sehingga dia akan ditempatkan pada posisi yang lebih kuat yang akan menjadi keuntungan buat kita.

Masalah utama kemudian adalah asal-usul Yesus yang dilahirkan pada periode yang sangat penting dan pada akhirnya mungkin akan menjadi suatu anggapan bahwa hal itu sebagai perbuatan Tuhan dan hal itu akan terjadi apabila kita percaya dengan bangsa Yahudi tentang keberadaan Tuhan di dalam sejarah. Namun dengan memahami kedua maksud : Kepahlawanan dan keagamaan dari kisah-kisah kelahiran tersebut maka tidak akan ada yang menyebutkan bahwa penghargaan tentang kedatangannya ke dunia ini adalah untuk kita dan merupakan suatu hal yang luar biasa dan disertai dengan kejadian kejadian gaib. Dia sama sempurnanya dengan anak yang lain yaitu sebagai anak sulung. Seperti dalam awal tulisan diuraikan bahwa dia adalah anak dari tokoh Yahudi yang bernama Yusuf dan isterinya yang bernama Maria (Maryam) yang diwarisi kondisi yang baik dari keturunan mereka. Dia adalah bagian dari sifat dan watak mereka.

Kisah-kisah kelahiran tersebut hanya mendapatkan bagian yang sangat kecil dari informasi yang juga sangat sedikit yang terdapat dalam persoalan tersebut. Kisah-kisah itu adalah komposisi pendahuluan yang sangat setingkat dengan prolooog syair pada keempat ajaran doktrin tersebut di dalam memberikan sentuhan akhir atas keyakinan tentang Yesus dan hal ini telah menjadi tanda di dalam berbagai kelompok ummat Kristen. Kita telah mengetahui aliran pokok dari tradisi ummat Kristen bahwa keluarga Yesus berada di Galilea dan kita dapat mengikuti jejak turunnya Yesus dari rumah Daud di mana Almasih diharapkan kehadirannya. Kita mengetahui nama kedua orang tua Yesus dan mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang tukang kayu. Kita juga tahu bahwa dia adalah anak sulung dari mereka dan memiliki empat saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Kita dapat menilai bahwa mereka adalah orang yang taat dan berada dalam lingkungan keagaman yang sangat kuat.

Kita tidak harus melihat adanya penjelasan yang aneh tentang bukti bahwa anak tertua Yusuf dan Maryam bernama Joshua (Yesus) dan lebih-lebih lagi bahwa mereka telah memberi nama anak-anak yang lain dengan nama Yakub (James), Yusuf, Simon dan Yudas, karena semua nama-nama itu adalah nama-nama yang bagus dan sesuai dengan Kitab Injil dan sudah umum dipakai.

Sewaktu Yesus di terima sebagai Al Masih oleh pengikut bangsa Yahudi, hal itu menjadi sangat berarti bagi mereka, karena dia dilahirkan sebagai pengganti Musa dan ditunjuk sebagai pemimpin Israel untuk memimpin mereka menuju tanahnyang di janjikan. Dia adalah sebuah nama yang ditunjuk sebagai tuhan penyelamat sama seperti halnya dengan siapa saja yang mengikuti Yohenes Pembaptis yang memiliki kecocokan bahwa nama Yahudinya yaitu Yohanes memiliki referensi tentang kemurnian hati Tuhan.Hal itu adalah penafsiran belaka bahwa kedua orang tua Yesus memiliki janji rahasia dengan Tuhan bahwa anak sulung mereka akan terbukti menjadi Al Masih yang telah digariskan oleh Daud dan dilahirkan pada masa sewaktu semangat kristus merajalela. Hal itu sama penafsirannya dengan pemikiran bahwa dan apabila benar, maka hal itu telah melalui situasi lahiriahnya. Kita tidak dapat menghilangkan kemungkinan tersebut sepenuhnya karena hal itu telah dibawa oleh Lukas dengan ramalan-ramalannya yang dianggap dari masa Simon dan nabi wanita yang bernama Hanah yang mengatakan bahwa seorang yang melihat anak tersebut dimasa kecilnya atau yang kemudian, akan mengucapkan puji-pujian tentang masa depannya. Yusuf mengatakan sesudah Herodes masih berkuasa anak-anak tidak mempunyai masa depan tentang kewibawaan atau pun kemuliaan, dia secara kebetulan ditemukan oleh orang suci dari Menahem di saat perjalanannya ke sekolah yang kemudian menepuk pundaknya dan mengatakan bahwa dia akan menjadi raja dari bangsa Yahudi. Baik melalui beberapa pengalaman maupun sewaktu akhir dari khayalannya sendiri serta sumber pengenalan dirinya dengan AL masih yang ditanamkan di dalam ingatan Yesus, maka hal tersebut mungkin saja bahwa saat itu dia masih berusia sangat mudah sewaktu hal tersebut terjadi. Anak-anak masih sangat mudah dipengaruhi dan tanpa ragu-ragu melihat diri mereka berperan di dalam tugas kepahlawanan. Daerah di mana Yesus tinggal telah didengungkan oleh peperagaan yang dipimpin oleh pemimpin patriotik yaitu Yudas dari Galilea yang mengatakan bahwa dia telah dipaksa bayar upeti kepada kaisar yang mengatakan bahwa bangsa Yahudi tidak mempunyai pemimpin kecuali dewa. Diceritakanlah bagaimana dia dengan orang-orangnya telah masuk ke dalam kota pertahanan (Galilea), yaitu sepporis dengan diam-diam dengan penuh keberanian telah mengambil senjata dan uang milik pemerintah. Disana bahkan ada kebencian terhadap kaum kafir Romawi dan budak-budak Herodes yang menguasai daerah, demikian juga dengan hukuman pengasingan atas bangsa Yahudi yang menyerahkan diri mereka untuk menjadi budak. Pendeta-pendeta Yahudi memaksa rakyat untuk menyesali bahwa Tuhan akan ikut campur tangan ataskepentingan mereka dan mengutus Al masih. Mereka menjelaskan secara terperinci kitab Suci yang berisi hiburan dan harapan. Ada sesuatu yang membuat orang Yahudi sangat peka terhadap keanehan yang disengaja tersebut serta kejadian-kejadian penting yang ada di mana Yesus telah dihubung-hubungkan dengan peristiwa tersebut.

Di samping mengenai kisah yang semata-mata masih berkaitan dengan cerita Lukas di mana ajaran doktrin tersebut telah mengabaikan sikap sebenarnya tentang seluruh kehidupan Yesus sebelum periode akhir yang sangat singkat dari tugas publiknya. Keadaan atas apa yang diceritakan Lukas bahwa hampir selama tiga puluh tahun mereka tidak mengetahui apapun juga.

Tradisi tersebut secara terang-terangan tidak dilengkapi dengan keterangan yang cukup. Namun demikian itu merupakan tahun-tahun di mana kita khususnya harus diberitahu bahwa masa-masa itu adalah masa di mana Yesus telah menjadi manusia sejarah dari ajaran doktrin yang sangat singkat, yaitu tahun-tahun persiapan untuk puncak karirnya yang sangat berarti. Seperti atas apa harus dilakukan adalah sesuatu yang jelas bahwa Yesus sebelumnya lebih dahulu dibaptis oleh Yones dan kemudian dia mempersiapkan dirinya secara perlahan-lahan untuk menjalankan rencana yang dia yakini sesuai dengan tugasnya sebagai Al masih.

Untuk memahami perbuatan Yesus selama tugas publiknya, kita harus memiliki beberapa kemampuan pemahaman yang mendalam atas apa yang telah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, kita harus berusaha keras melawan ajaran doktrin tersebut, karena untuk mendapatkan bukanlah sesuatu hal yang mudah. Mereka lebih cenderung mengalihkan perhatian kita, bahkan boleh dikatakan mereka lebih merendahkan diri kita. Hal-hal yang penting biasanya telah dipusatkan pada hal tertentu saja, dan agaknya kita juga harus berusaha mencari apa yang mereka ungkapkan secara spontan dan tidak sadar yang manyatakan bahwa keterangan yang menerima pesan tentang kebenaran tersebut hanyalah karena hal itu tidak dirasakan cukup penting. Kesimpulan dan dedukasi yang pasti tidak dapat dibuktikan secara positif, tetapi yang terpenting bahwa anak itu adalah pencipta manusia dan siapa saja yang menyatakan bahwa manusia dapat memberikan penjelasan dengan bantuan bukti-bukti lahiriah yang cukup untuk mengatakan bahwa tidak pernah ada cerita tentang anak tersebut.

Satu kejadian yang dilakukan oleh Lukas adalah suatu hal usahanya untuk mengusik ketenangan-ketenangan dengan meletakkan landasan dari sifat-sifat yang ditunjukkan Yesus. Hal tersebut telah diharapkan akan terjadi sewaktu sifat kepahlawanannya muncul di saat usianya dua belas tahun. Menurut Lukas, Yesus telah menemani kedua orang tuanya berziarah ke Yerusalem untuk merayakan Paskah dan sejak awal tidak terdapat keragu-raguan untuk hal itu. Pada akhir perayaan dan sewaktu orang-orang tersebut meninggalkan kota dan sewaktu orang-orang tersebut meninggalkan kota dan kembali kerumah masing-masing, anak itu secara diam-diam bersembunyi, dan sewaktu dia, hilang itulah akhirnya diapun ditemukan orang tuanya yang sangat cemas di dalam biara dan sedang mendengarkan guru-guru agama yang kemudian diapun bertanya kepada mereka tentang beberapa pertanyaan yang membuat kecerdasannya. Ibunya berkata kepadanya: “mengapa kamu mempemalukan kami seperti ini anakku?” Ayahmu dan aku mencarimu dengan cemas sekali,. Atas pertanyaan itu Yesus berkata sambil bertanya kembali; “mengapa kalian mencari saya? Tidaklah kaliaan tahu bahwa saya sedang sibuk dengan urusan Tuhan ? Namun demikian kedua orang tuanya sama sekali tidak memahami jawabannya tersebut. Nyata sekali bahwa kita telah diperalat oleh Lukas agar mengerti bahwa Yesus diutus Tuhan dari Sorga dan sangat sesuai dengan pernyataan pendeta-pendeta terdahulu yang menyatakan bahwa Yesus akan dipanggil anak yang paling mulia. Tentu saja kita sangat mengharapkan bahwa kisah-kisah tersebut dapat menunjukkan keyakinan ummat Kristen di sekitar akhir abad keempat di mana waktu itu doktrin tersebut disusun dan tidak perlu lagi mencari tujuan dari dipilihnya Yesus di saat dia masih kecil hanya untuk mengungkapkan kesadarannya akan suatu hubungan khusus dengan Tuhan. Memang suatu hal yang aneh bahwa cerita yang tnapa dasar apapun ini telah ditulis oleh Yusuf dalam autobiografi tentang masa kanak-kanaknya sendiri sehingga pengarang “Lukas” bertindak sangat berhutang budi kepada ahli sejarah kontemporer tersebut dengan sejumlah penghargaan.

Kisah yang memberikan inspirasi bagi Yusuf dengan atau tanpa beberapa landasan tradisi,bagaimanapun juga Lukaslah yang menemukan suatu ciri khas Yesus yang terdapat dalam catatan-catatan tugas dari ajaran doktrin tersebut. Disana kita menemukan bahwa setelah Yesus dibaptis, dia dengan diam-diam besembunyi di dalam hutan untuk berusaha melawan tawaran-tawaran yang datang menggodanya. Kemudian sewaktu di Kapernaum di mana dia baru saja menyembuhkan orang sakit, dia bangus sebelum fajar dan dengan tanpa kata-kata dia berangkat dengan pengikut-pengikutnya menuju tempat yang sunyi untuk berdoa.

Pada waktu yang lain di saat pemberian makan lima ribu orang dia kemudian membubarkan mereka dan juga pengikut-pengikutnya, sedangkan dia sendiri pergi ke pegunungan untuk berdoa. Demikian juga ketika dia berada di taman Getsemani, dia mencari kesunyian untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Dari kisah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembaraan seorang diri adalah sifat dirinya, dan Lukas mungkin saja benar sekali di dalam melakukan tindakannya sewaktu dia masih muda.

Itu adalah suatu kesimpulan yang sangat jelas tentang pemuda Yesus yang cenderung menjadi orang yang mawas diri dan menjaga rahasia gagasan-gasannya tersebut. Di lain waktu dia akan mencari kesempatan untuk mendapatkan jawaban-jawaban dari siapa saja yang dapat memberikan keterangan penting tentang pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan gejolak pikirannya yang masih muda. Pada kesempatan ini dia akan pergi diam-diam tanpa mengatakan kemana dia akan pergi. Satu hal yang dia katakan kepadam pengikut-pengikutnya adalah apabila sewaktu mereka sedang berdoa, mereka harus masuk kamar, menutup pintu dan kemudian berdoa dengan khusuk kepada Tuhan. Dia mengajarkan mereka untuk berdoa seperti yang sering dia lakukan dengan penuh semangat. Hal tersebut dapat dilihat dalam ajaran doktrin yang mengatakan bahwa itu adalah sesuatu hal yang tidak lazim apabila Yesus harus ditinggalkan. Pengikut-pengikutnya menjadi terbiasa dengan sikap diamnya sehingga mereka tidak berani untuk mengusiknya. Mereka tetap berjalan dengannya dan bercakap-cakap dengan penuh semangat diantara mereka sendiri yang bahkan sering berdebat dengan sengit dan benar-benar mengabaikan kehadirannya. Namun demikian bisa saja secara tiba-tiba dia mengatakan sesyatu, baik pada saat itu juga maupun pada saat yang lain. Inilah menunjukkan bahwa dia sebenarnya masih memiliki perhatian dan setidak-tidaknya dia telah mendengarkan sebagian pembicaraan mereka dan kita mungkin menganggap bahwa dia sebetulnya sangat menyayangi mereka seperti halnya anak sendiri. Gambaran yang kita dapatkan tentang pemuda Yesus adalah bahwa dia sangat pendiam, individu yang bertanggung jawab dan selalu hati-hati dengan kehidupan bathinnya dan keimanan yang kokoh. Diamemiliki kecerdasan yang luar biasa dan dengan tanpa maksud apapun dia menjauhkan diri dari lingkungannya. Dia sebenarnya tidak terlalu pendiam apabila ada sesuatu kesadaran untuk mengetahui apa yang ingin dia ketahui. Namun demikian dia adalah seorang anak yang aneh dan selalu menjadi teka-teki bagi kedua orang tuanya yang tidak mampu memahami perhatian yang dia tunjukan. Hal ini dikarenakan oleh bathinnya yang selalu disibukkan dengan pikiran-pikiran yang mengungkapkannya.

Beberapa pertanyaan yang mungkin sedikitmenghibur adalah bahwa kita dapat mengambil resiko atas dugaan yang diyakini, yaitu tentang manusia di dunia, tentang janji-janji Tuhan terhadap bangsa Israel dan juga tentang pesuruh yang telah berjanji kepada ummatnya.
Kejadian dengan apa yang disebut dengan tahun-tahun yang suci dari kehidupan Yesus bukanlah sesuatu yang menarik bagi kita yang telah diatur oleh keanehan yang tidak beralasan. Kita harus mengetahui tentang batas kemungkinan yang sempurna tentang manusia yang kita kenal apabila kita ingin memahami betul-betul tentang apa yang telah dikatakan mengenai dirinya. Kita diyakinkan bahwa dokumen-dokumen yang kita miliki di mana kita telah memahami sifat-sifatnya dan juga memahami bagaimana hal tersebut terjadi, dapat menghasilkan suatu jawaban yang jujur dan masuk di akal atas pertanyaan tentang keaslian Nazareth, yaitu “dari mana dia memiliki semua hal tersebut ? Telah dijelaskan bahwa Yesus adalah anak tertuadari sebuah keluarga besar yang jujur dan diasuh dalam keadaan yang sederhana. Kemiskinan yang terjadi pada masa itu dikarenakan pajak kekacauan politik, dan pengaruh masalah kelaparan dan masalah negara. Kehidupan keluarga di Nazareth terbiasa dengan kehidupan yang sederhana. Segala sesuatu yang dikatakan Yesus mengacu pada pengalaman ekonomi pribadinya yang sangat kekurangan. Dia yakin bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhamn-kebutuhan yang sederhana dan mengaturnya. Seseorang tidak perlu khawatir tentang hari esok. ‘Cukup untuk hari ini juga merupakan kealangan saat ini’. Ingatan-ingatan tersebut kemungkinan besar diucapkan dalam bentuk pengajaran dan kita dapat memahami tentang beberapa hal yang mungkin telah terjadi. Namun demikian di saat yang sama pemuda Yesus akan kelihatan sangat kehilangan ayahnya sebagai pencari nafkah keluarga. Peristiwa itu terjadi pada saat Yesus berusia dua belas tahun, seperti yang diceritakan oleh Lukas bahwa ayahnya Yusuf menghilang dari cerita tersebut. Pada pesta perkawinan di Kana, Galilea, hanya ibunya yang ada disana bukan dengan kedua orang tuanya.

Di lain tempat, yaitu pada keterangan mengenai tugas publiknya, juga hanya ibunya serta saudara laki-lakinya yang ikut berperan. Yesus tidak secara langsung ditunjuk oleh ayahnya, namun kita melihat bahwa dia telah menunjukkan perhatian yang besar kepada janda-janda miskin dan menunjukkan kelembutannya kepada anak-anak dan Yatim Piatu. Yesus diceritakan harus melanjutkan perdagangan ayahnya, tetapi juga dapat menarik kesimpulan bahwa secara emosional dia sama sekali tidak cocok untuk memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga di mana paksaan permintaan atas dirinya yang sangat berbeda dengan keinginan dirinya sendiri untuk menyepi dan juga kesempatan untuk meneruskan masalah-masalah yang membebankannya. Ibunya mungkin tidak pernah menyukai sifat serta kebiasaannya yang suka menyendiri. Keluarganya harus menjadi perhatiannya yang utama dan hal itu tidaklah mudah bahkan dengan hidup prihatin dan hidup hemat sekalipun untuk menanggung begitu banyak orang yang harus diberi makan, juga untuk menyediakan mas kawin untuk saudara perempuannya. Yesus kemudian mungkin teringat tentang ibunya yang saat itu ia pernah measa kehilangan sejumlah uang logam perak. Ibunya tersebut kemudian menyalakan lampu dan segera membersihkan rumah sampai akhirnya yang tersebut ditemukan. Kisah-kisah ini sering didasarkan kepada kehidupan nyata yang telah dia ketahui dan telah dialaminya. Apabila hal tersebut dijadikan suatu pendirian, maka tidak mengherankan jika Maria sangat mengkhawatirkan Yesus. Disaat dia (Yesus) memulai kegiatan publiknya, maka terlihat kekeliruan bahwa dia akan lebih memikirkan keluarganya daripada berangkat berkhotbah. Ibunya sangat memikirkan tentang dirinya sama dengan yang pernah dilakukan oleh ayahnya dahulu. Namun demikian ibunya tidak dapat menyembunyikan dan berpura-pura untuk memahami dirinya, dan masalah keluargapun terus berlanjut. Emreka tetap menganggap bahwa dia (Yesus) pasti sudah gila, sehingga mereka berusaha mengendalikannya dan bahkan ibu serta saudara laki-lakinya mencari jalan untuk hal tersebut. Di samping itu, kita tetap dibiarkan oleh keraguantentang apakah Yesus diterima oleh mereka atau tidak, ini dikarenakan Yesus masih memperlakukan ibunya dengan hormat dan simpatik, tetapi tidak dalam hubungan yang menyatakan bahwa ada ikatan yang sangat erat di antara mereka. Namun demikian, hubungan dengan ayahnya sangat berbeda sama sekali. Kita dapat melihat dari sifat kebapaannya sehingga Yesus sangat menyayangi ayahnya (Yusuf) tersebut dan ia ingin sekali membalas rasa kasih sayang ayahnya. Yusuf telah mengajarkan Yesus tentang usaha degangnya dan oleh karena itu tidak dapat dihindarkan lagi bahwa mereka harus tetap bersama-sama. Anggapan yang menyatakan bahwa anaknya itu adalah Tuhan telah dipahami ileh pikirannya sendirik, sehingga sewaktu Yesus kembali kepada Tuhannya, Bapak di Sorga, maka Yusufpun kemudian meninggal dunia. Hal ini menunjukkan bahwa begitu besarnya perasaan kasih sayang di antara mereka berdua, sehingga Yesus juga merasa kehilangan orang yang sangat dicintainya itu, dan saat itu mungkin dapat dikatakan bahwa dirinya memiliki perasaan yang mendalam terhadap ayahnya. Kematian Yusuf yang tidak diharapkan di saat Yesus masih sangat kecil dan masih mudah dipengaruhi mungkin menjadi faktor penting dalam keyakinannya tentang taqdir Kristusnya. Tidaklah Tuhan telah berkata kepada Daud, Aku akan menjadi ayahnya dan dia akan menjadi anakku dan kemudian aku mengambil Yusuf. Bukankah Tuhan yang mengadakan pelaksanaan janji Kristus atas kitab Zabur? Hal tersebut telah dijelaskan di dalam doktrin yang menerangkan tentang pembaptisan Yesus dan gambaran tentang wewenangnya untuk menerima tugasnya sebagai Almasih. Kata-kata yang diucapkan Yesus kemudian terlihat bahwa itu hanya pengulangan kata saja, tidak hanya bahasa kitabnya saja, tetapi juga dorongan hasil kasih sayang yang membiarkan dirinya hidup di lingkungan keluarga tukang kayu. Kata-kata tersebut yaitu : Aku adalah Ayahmu dan aku sangat menyayangimu. Kita tidak perlu meremehkan tentang perjuangan yang telah dilakukan oleh Yesus. Pengujian atas dirinya sendiri serta penderitaan dirinya sebelum dia mempercayai bahwa dia telah ditunjuk untuk menjadi Almasih, dan itu adalah kesimpulan yang harus dia capai dengan tanpa bantuan dari manusia manapun yang memberikannya keyakinan. Tidak heran apabila dia akan sering ingin sendirian dan mencurahkan seluruh jiwanya kepada Tuhan yang kini adalah satu-satunya ayah yang dia miliki. Sewaktu dirinya mempertimbangkan kembali ramalan-ramalan yang mempercayai tentang Almasih tersebut, dia pasti akan sangat terkejut atas sesuatu yang menyangkut tentang kebijaksanaan dan kesempurnaan sikap. Siapakah yang dapat memenuhi standar tersebut ?

Hal yang paling buruk adalah berjuang melawan godaan atas dosa-dosa seperti : keangkuhan, pencarian kekuasaan dan keengganan menerima bantuan dari orang lain. Suatu saat impian kaum muda akan menerima penilaian tersebut lebih dewasa lgi atas godaan-godaan yang pasti sangat membebani dirinya jauh sebelum mereka akhirnya menentang dan menghilangkan perdebatan tentang laporan-laporan yang terjadi di dalam hutan sebelum pembaptisannya. “Jangan bimbing kami ke dalam godaan dan selamatkan kami dari kejahatan”. Sebelumnya kita tidak mungkin dapat merasakan dan mengalami betapa luar biasanya dan sangat menyentuh hati yang dapat dirasakan oleh Yesus tentang dirinya sendiri sebagai manusia yang telah dinantikan oleh Ummatnya, yaitu Kristen yang menganggap bahwa dalam beberapa hal, di saat anak itu telah menyadari keberadaan Tuhan di dalam dirinya, maka diapun kembali menerima dirinya sebagai Almasih tanpa rasa sesal ataupun ragu-ragu. Dalam pandangannya, semua yang dia lakukan telah sangat sempurna hampir selama hidupnya dia menyembunyikan sifat ketuhanannya dari semua orang yang ditemuinya, menyembunyikan wahtu tentang kemampuan-kemampuannya, tidak menunjukkan mujizatnya dan tidak menyembuhkan orang sakit, sehingga orang Nazareth tidak berprasangka buruk kepdanya, bahkan iblis sekalipun tidak akan mengetahuinya. Pandangan semacam itu, terpisah dari hakekatnya yang tidak mungkin, maka sangat tidak sesuai dengan gambaran Yesus yang ada di menunjukkan kemampuan dirinya untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh manusia. Apabila dia sama saja dengan sebelum dibaptis, maka dia setelah itu pasti akan gagal untuk menunjukkan dirinya dimasa muda. Setelah Yesus diterima sebagai Tuhan, maka ummat Kristen tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyadari kesulitan-kesulitan tersebut. Mereka kemudian telah menghasilkan sejumlah buku yang bertujuan untuk membuktikan keaslian dari keajaiban-keajaiban yang telah dia tunjukan sebagai seorang anak, di mana kita dapat membacanya di dalam buku : Keraguan tentang kebenaran Perjanjian Baru – yang ditulis oleh Mr. James Smith. Namun demikian cukup jelas bahwa sama sekali tidak ada paksaan dan tidak ada yang menunjukkan bahwa pemuda Yesus anak Yusuf tersebut sangat berbeda dengan penampilannya.

Kita tidak boleh memandang rendah akan banyaknya pemahaman yang benar tentang Yesus di dalam ajaran doktrin yang bergantung kepada sesuatu yang mendahului yang mengarahkan kegiatan publiknya. Kita harus menyadari bahwa bagi dirinya, masa depan menjadi Almasih telah menjadi suatu penghargaan yang sangat mengerikan. Bagaimana dia dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna tentang semua hal yang dibutuhkan, apa yang akan dia lakukan untuk melaksanakan kebutuhan tersebut ? Bagaimana dia harus mempersiapkan dirinya untuk hal itu ? Hal itu sungguh masuk di akal bahwa dia telah menipu dirinya sendiri tentang pekerjaan-pekerjaannya. Dia tidak memiliki pengalaman di dalam pemerintahan ataupun mengenai hal yang memerlukan penggunaan wewenang. Kehidupan di mana dia telah terbiasa hidup sederhana dan terbiasa dengan kehidupan pedesaan di antara rakyat biasa. Namun dia tidak dapat menyangkal bahwa semangat yang berkobar di dalam dirinya sama halnya dengan yang pernah dialami oleh nabi nabi sebelumnya. Sebagian dari mereka dan juga dirinya sendiri, adalah orang-orang biasa dan kata-kata merekapun sama dengan kata-kata yang diucapkan raja kepada anaknya. Hal yang sangat penting bagi Yesus untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam lagi terhadap penafsiran kitab Injil yang menyangkut dirinya dan juga memiliki kemampuan yang lebih untuk memahami kehendak Tuhan. Kristus telah memasukkan sejumlah bagian yang telah di dalam gereja bangsa Yahudi dan juga apa yang diceritakan oleh ayahnya dan orang lain. Namun sejak tidak seorang yang bersedia untuk menghadapi pelaksanaan ramalan ramalan itu, maka tidak ada lagi penyajian yang sistematis tentang apa yang akan terjadi pada diri Al-Masih. Hal ini harus segera diketahui dan dicari pemecahannya. Sistem yang jelaspun harus diketahui, meskipun Yesus mungkin telah mengetahui bahwa dia akan dibimbing dengan benar apabila telah tiba saatnya nanti. Dia tetap harus mewujudkan misi Al-Masih yang lebih nyata lagi dan menyesuaikannya dengan kondisi dan keadaan saat ini.

Meskipun dengan tanggung jawab keluarga yang harus dia laksanakan, terutama saudara laki-laki dan perempuannya yang telah beranjak dewasa, dia masih memiliki waktu untuk belajar lebih banyak dan jelas sekali bahwa dia selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan semua hal tersebut. Di saat dia sering mencari kesunyian, dia sama sekali tidak akan mengunci dirinya ataupun jauh dari dunianya sendiri. Dia telah menjadi seorang murid yang tekun dan manusia yang berwatak serta sangat sedikit pelajaran yang luput dari perhatiannya. Manusia Yesus yang kita kenal di dalam doktrin adalah seorang manusia yang mengetahui daerah pedesaan di Galilea dengan sangat baik sekali. Dia mengetahui tentang bunga , pohon, ladang dan perkebunan buah-buahan, mengetahui aktivitas pekerjaan yang dilakukan raktyat dan ibadah yang mereka lakukan. Dia juga mengetahui masalah ekonomi, sosial, keagamaan, politik, dan lain sebagainya. Semua yang dia ajarkan dan kisah-kisah nyata yang dia ceritakan sebagai ilustrasi dari pelajarannya merupakan bukti bahwa betapa banyak ilmu yang telah dia pahami. Sejumlah keterangan tersebut hanya akan menjadi hasil akhir yang sangat panjang dan menjadi pengamatan yang sangat teliti. Tidak pernah ada orang yang berjalan sambil tidur dan kemudian ke luar dan rumahnya. Yesus menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat penting bagi pengetahuan tentang kehidupan di dunia yang dia dapatkan langsung dari sumbernya. Kita tidak perlu lagi berkhayal, seperti halnya yang pernah dilakukan oleh penulis-penulis sebelumnya yang menceritakan bahwa Yesus pernah mengunjungi daerah-daerah lain seperti Mesir dan Tibet agar dia dapat belajar langsung dari ahlinya yang di sana. Sebetulnya Yesus sama sekali tidak menunjukkan keakrabannya di negara asing manapun. Yesus hanya akan memperhatikan dunia luar apabila terdapat hal-hal yang umum saja. Satu-satunya negara yang dia ketahui adalah Palestian. Namun demikian tidak ada hal yang positif mengenai keinginan dari tugas Al Masihnya yang telah merubah pikirannya, sehingga tidak ada penjelasan tentang semua hal yang sesuai dengan kejadian yang terjadi pada dirinya yang tiba-tiba ke luar dari kehampaan setelah dia dibaptis oleh Yohanes.

Segala sesuatu yang kita lihat di dalam doktrin sangat berlawanan pandangannya. Di dalam ajaran doktrin Yesus telah menyebut dari awal bahwa dia adalah anak manusia. Dia telah berbicara dengan jelas dan positif atas topik-topik yang menyelimuti banyak hal. Dia muncul untuk mengetahui dengan pasti apa yang harus dia lakukan dan mengapa. Semua ini hanyalah awal dari tugas singkatnya. Di saat ada godaan untuk mencari jalan lain atas apa yang telah dia lakukan, maka dengan tegas dia menolaknya. Dia begitu dekat dengan kitab Injil dan tujuan-tujuan di dalamnya, sehingga nampak bahwa dia ingin sekali dapat mengingat Injil tersebut di dalam ingatannya. Apakah dia telah berhasil dalam kemampuannya yang sangat mengejutkan tokoh-tokoh penting di Yerusalem, sehingga mereka dapat berkata tentang dirinya : “Bagaimana mungkin dia mengetahui semua itu dengan belajar, sedangkan dia sendiri tidak pernah belajar ?

Namun demikian, Yesus bukanlah ‘penganut yang bijaksana’ seperti yang dipahami oleh kaum Farisi. Dia mungkin saja telah mendapatkan sumber-sumber pengetahuan yang lebih baik dan itu adalah hal yang wajar baginya untuk menemukan siapa saja yang dapat menjelaskan kepadanya lebih jauh lagi tentang masalah-masalah Kristus. Di Galilea, telah ada sekelompok orang yang dihormati sebagai “santo” dan juga ada banyak ‘orang-orang suci’ yang telah merubah sifat ketamakan mereka sebelumnya. Hal itu telah dijelaskan dalam doktrin yang mengatakan bahwa Yesus telah menyerap banyak pendapat mereka yang baik, dan juga saudara laki-lakinya, Yakub sangat tertarik dengan kepada kehidupan bertapa rakyat Nazareth. Yesus sebenarnya bukanlah orang suci seperti yang sering diucapkan, namun agaknya nampak sekali bahwa dia telah berhubungan dengan sekelompok aliran agama tertentu dan juga telah mengenal kesusateraan dan ajaran mereka. Dia bahkan menerima ajaran mereka serta mengetahui keberadaan dari “Israel”, bangsa yang dipilih Allah, namun demikian dia sangat tidak menerima bahwa mereka telah menunjukkan cara hidup bertapa mereka di muka umum, menunjukkan ketegaran disiplin, kerahasiaan, penilaian-penilaian yang sangat tajam dan sikap mereka yang tidak kenal kompromi. Dia merasa tidak akan cocok dengan semua cara yang mereka llakukan, lebih-lebih lagi dengan orang Farisi.

Di masa kemudian, tidak akan ada lagi kesulitan bagi Yesus untuk berada jauh dari keluarganya dan juga mengulur-ulur waktu dalam usahanya mempelajari apa yang diajarkan “satrio” kepadanya. Tanggung jawab kepada keluarganya akan menjadi nafkah sendiri dan saudara perempuannya telah menikah.

Kita mungkin saja masih ragu-ragu bahwa Yesus mampu melaksanakan semua ini, atau membayangkan apabila dia telah melakukan hal itu, maka dia pastilah orang yang luar biasa. Namun demikian hal tersebut bukanlah keterangan yang kita miliki, terutama sejak ditemukan naskah-naskah laut mati. Tetapi sekarang kita telah memiliki bukti yang cukup tentang wahyu yang ada di dalam Injil yang diramalkan akan terjadi di akhir zaman nanti terhadap semua bangsa, kelompok, maupun individu itu sendiri. Kita masih saja mengabaikan tentang metode yang digunakan, sehingga di hadapan kita telah terjadi berbagai akibat dari keingintahuan tentang ‘orang-orang terpilih’ tersebut, dan hal itu menunjukkan bahwa hati Yesus yang selalu memaafkan kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam doktrin yang terlihat sungguh sangat berlebihan, akan dapat dicapai dengan menggunakan metode-metode yang jelas.

Dalam kitab-kitab Index Librorum Prohibitorum (Didache) telah ditulis sejumlah naskah yang telah berusia ribuan tahun yang menunjukkan bagaimana kitab Injil ditulis dan diterjemahkan dengan cara yang sangat agar sesuai dengan nasib yang terjadi pada orang-orang ‘terpilih’ tersebut, dan juga penganiayaan yang dialami oleh guru-guru yang menuntut keadilan, karena telah diperlakukan tidak adil oleh pendeta-pendeta yang kejam atas perintah kepala pendeta itu sendiri di Yerusalem.

Sewaktu saya menerjemahkan dokumen-dokumen aneh ini, saya tidak bisa memahami bagaimana Yesus dapat mencapai semua pemahaman tentang apa yang akan dialami Al-Masih. Dia menerima bahwa hasil-hasil yang dapat dipercaya tersebut dapat diperoleh dengan cara “yang sedang disenangi” dan garis besar tentang rencana tugas kenabian Al Masih, yang merupakan hasil akhir dari tugas penyelidikannya. Demikian kitab Injil telah memperlihatkan sifat dan misi-misi nya terhadap pesan-pesan yang akan diterima, taqdir dan kemunculannya di Sorga dikemudian hari sebagai raja dan hakim bagi semua bangsa tersebut. Pendekatan individu yang sangat dekat dengan prestasi Yesus adalah kemampuan kenabiannya dan kemampuan mendidik dimana orang-orang suci tersebut berkawan dengan guru-guru yang memiliki kebajikan yang tidak pernah diketahui namanya.

Apabila Yesus dalam konteks ini terlihat aneh, itu karena dia berasal dari keturunan orang-orang yang aneh dengan keyakinan yang aneh pula, sehingga mereka tersebut telah dipilih oleh Tuhan untuk memimpin semua bangsa di dunia dan oleh sebab itu maka keadilan, kebenaran dan kedamaian mungkin akan ada di dunia. Didaerah di mana Yesus dilahirkan dan dibesarkan (Tanah suci) adalah daerah yang sangat aneh, dan saat itu juga merupakan zaman yang sangat aneh, karena pada saat itu ada tentang apa yang ditulis oleh orang-orang suci tersebut di masa lalu dan akhir zaman. Saat yang paling dramatis di dalam sejarah manusia adalah saat di mana ada kepercayaan bahwa zaman tersebut akan segera terjadi dan tanda-tanda kedatangannya telah semakin banyak, dan ini adalah nasib dan merupakan keadaan-keadaan yang telah dijelaskan oleh Yesus tentang penafsirannya mengenai sebagian besar ummat Kristen yang masih setuju dengan paksaan tradisi dan kecenderungannya.

Kita boleh menganggap bahwa Yesus memiliki pandangan yang sangat dramatis dan pandangan yang sangat kuat, yang tidak hanya menyadarkannya tentang sifat-sifat dan tujuan dari sejarah ummatnya, tetapi juga telah menuntunya untuk melihat dirinya sebagai bagian dari harapan-harapan mereka. Di dalam dirinya sendiri, dia telah menuntunnya untuk melihat dirinya sebagai bagian dari harapan-harapan mereka. Di dalam dirinya sendiri, dia telah memerankan apa yang mereka impikan dan juga telah melihat dirinya sangat berperan di dalam ramalan tersebut. Kita dapat menganggap bahwa dengan cara inilah dia telah menjadi pemimpin dari ramalan-ramalan tentang Kristus yang sebenarnya dan seolah-olah tidak ada orang lain yang pernah melakukannya, sehingga merekapun mendapatkan jenis drama yang telah dikembangkan dan telah ditentukan akhir titik puncaknya. Gambaran dirinya tentang peranan Al Masih adalah sangat dibuat-buat, sehingga dia telah mengakhiri bagian drama tersebut seperti halnya seorang aktor yang telah memilih waktu yang tepat dan memilih apresiasi tentang setiap peranan yang harus dilakukan. Gerakan gerakan yang telah dia perhitungkan dan juga simbol dari tindakannya di saat bersama dengan kedua belas orang murid-murid pilihannya di dalam hutan selama empat puluh hari.

Peranan dirinya atas kemenangan yang diraih Yerusalem dan juga tentang perjamuan terakhir, telah menjadi saksi dari isyarat dan perkataannya. Hanya satu orang saja yang memiliki suatu kesadaran memikirkan, merencanakan, serta melaksakan rencana Paskah dengan sangat ahli dan sangat luar biasa. Namun demikian uraian tentang tragedi Al-Masih dan harapan akan berakhir dengan kebahagiaan, adalah benar-benar merupakan suatu ketulusan hati, dan ini adalah suatu kenyataan dan bukan khayalan. Pengaruh dari semua yang dia bayangkan telah mampu menahan dirinya untuk merenungkan apa yang telah terjadi dan juga membuktikan kemunculan dirinya. Hal tersebut telah disampaikan oleh ajaran Yohanes yang mengatakan bahwa Yesus terlihat sangat tua dari usia sebenarnya.

Dia telah berusia hampir tiga puluh tahun seperti halnya yang telah dikatakan oleh Lukas, di mana di saat akhirnya kabar itu datang dan memberitahukan bahwa masa percobaan yang panjang menuntut banyak kemampuan telah berakhir.

Tidak ada komentar: